Jumat, 09 Maret 2012


inilah taman bawah laut bunaken,Manado,Sulawesi Utara
taman bawah laut ini begitu luar biasa indahnya, benar-benar menakjubkan,MAHA BESAR ALLAH ATAS SEGALA KEINDAHAN CIPTAAN-NYA
Habitat Dataran
Potensi biologi daratan di pulau-pulau TN. Bunaken kaya dengan jenis-jenis flora palma, sagu, woka, silar dan kelapa. Pohon mangga, pisang dan buah-buahan lain tersebar dimana-mana yang menjadi makanan bagi aneka serangga burung dan kelelawar. Jenis-jenis faunanya antara lainYaki (kera hitam Sulawesi) dan Kuskus yang merupakan penghuni hutan di Pulau Manado Tua. Rusa terdapat di rawa-rawa pulau Mantehage pada siang hari dan keluar merumput di senja hari.

Habitat Lamun dan Rumput Laut
Padang lamun dan rumput laut merupakan jenis-jenis tumbuhan laut. Rumput laut tidak seperti ganggang. Memiliki akar dan menghasilkan biji, sehingga dapat membentuk hamparan luas yang merupakan tempat ikan bertelur dan berkembang. Padang lamun dan rumput laut banyak terdapat di TN. Bunaken terutama dekat Arakan Wawontulap. Habitat lamun dan rumput laut merupakan habitat bagi jenis duyung dan penyu laut.

Habitat Hutan Bakau
Lebih kurang 1800 ha luasan hutan bakau di TN. Bunaken. Hutan bakau ini berperan sebagai penyaring endapan lumpur dari daratan dan mencegah erosi garis pantai. Hutan ini kaya dengan berbagai jenis. Kepiting, udang, moluska, dan ikan-ikan muda dari berbagai jenis. Juga sebagai tempat bertelurnya kebanyakan jenis ikan. Beraneka jenis burung laut dan pantai seperti camar, bangau, dara laut, cengak terdapat disini.
Habitat Pantai Pasir
Pantai pasir P. Bunaken, Manado Tua dan terutama Siladen kaya dengan kehidupan berbagai jenis umang, kepiting dan udang.
Habitat Terumbu Karang
Terumbu tepian mendominasi perairan pesisir, selain terumbu penghalang. Yang paling menarik adalah tebing karang vertikal, menghujam di bawah permukaan air hingga 25-50 meter. Terdapat 58 jenis keluarga binatang karang sudah teridentifikasi. Karang berkulit keras yang berjasa membangun terumbu karang. Belalainya yang, walau hanya 1 mm, mengeluarkan zat kapur yangmembentuk terumbu karang.
Tebing bawah air memiliki banyak ceruk, celah dan rekahan, tempat persembunyian berbagai jenis vertebrata dan invertebrata laut. Selain karang keras, terdapat biota laut, bintang laut, teriping, dll. Terdapat pula jenis kima (Tridacna sp.), bahkan kima raksasa (Tridakna gigas) yang ukurannya bisa mencapai satu meter. Dataran terumbu karang ini lebarnya bisa mencapai 2,5 km. Jenis-jenis ikan yang umum dijumpai antara lain wrase, dansel, trigger, sweetlip, unicorn dll. Jumlah jenis-jenis ikan lebih dari 2000 jenis.
Habitat Laut Dalam
Salah satu keunikan TN. Bunaken adalah kedalaman laut yang memisahkannya dengan daratan Sulawesi, yang bisa mencapai 1000 meter. Kedalaman ini menjadi semacam tekanan berbagai aktifitas manusia di daratan Sulawesi yang dapat berpengaruh buruk terhadap TN. Bunaken. Mungkin inilah yang menyebabkan TN. Bunaken sampai saat ini intensitas kerusakan masih lebih rendah dibandingkan banyak taman laut lainnya. Jenis-jenis Ikan-ikan besar seperti ikan tuna, marlin, hiu kepala palu, pari, layar, cekalang, barakuda, lumba-lumba dan bahkan paus kerap melewati perairan ini.
Potensi Sosial Ekonomi
Lebih dari 20.000 jiwa penduduk yang hidup dalam kawasan TN. Bunaken. Penduduk di kawasan ini umumnya mencari makan di laut atau bertani. Banyak yang masih menggunakan perahu cadik dan jala tradisional. Sebagian penduduk Pulau Nain ahli pertukangan dan membuat cendera mata dari kulit kerang. Penduduk suku Bajo melewatkan sebagian besar waktu di daseng (bagan), perkampungan di atas air sekitar Pulau Mantehage. Penduduk yang berasal daratan Sulawesi kebanyakan dari suku Minahasa, terlihat dalam cara menggunakan berbagai pohon woka. Penduduk yang lain umumnya pendatang dari Kepulauan Sangir Talaud.
Interaksi antar budaya relatif tinggi, terlihat dari penggunaan dialek bahasa yang sama, serta kesamaan teknik-teknik pemanfaatan potensi sumber daya alam. Beberapa akomodasi dilakukan oleh etnis tertentu, sebagai hasil interaksinya dengan kelompok lainnya. Pemilikan lahan umumnya masih bersifat hak adat, berupa tanah warisan (pasini). Tidak terdapat sistem pemilikan atas rataan terumbu dan perairan dangkal.
Keberadaan masyarakat setempat, terdiri dari sekitar tujuh kelompok suku, yang lebih dari tiga generasi lalu, diperkirakan telah membentuk suatu keseimbangan ekologis tertentu.
PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL BUNAKEN
Pengelolaan TN. Bunaken adalah berdasarkan UU No. 5 tahun 1990 yaitu, melalui pembagian wilayah-wilayah fungsional yang disebut Zonasi (mintakat). Pengusulan Zonasi di TN. Bunaken memperhatikan pola pemanfaatan ekstraktif oleh masyarakat setempat, dan pemanfaatan estetika bagi pariwisata alam (terutama pariwisata selam)
Sesuai dengan penilaian dan kriteria dasar, Zonasi TN. Bunaken terdiri atas tiga zona utama, yaitu Zona inti, Zona Pemanfaatan, dan Zona lainnya. Zona inti ditujukan untuk pelestarian alam dan perlindungan habitat-habitat. Zona pemanfaatan diperuntukkan bagi tujuan pariwisata alam, terdiri dari zona pemanfaatan intensif dan zona pemanfaatan terbatas hanya pada biota, habitat dan ekosistem kawasan, melainkan juga proses ekologis yang dinamis, termasuk kegiatan manusia menyangkut pemanfaatan sumber daya alam dan ruang wilayah.
Pola dan sifat pengelolaan TN. Bunaken didukung dan dikoordinasikan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Balai Taman Nasional Bunaken, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, Departemen Kehutanan. Sistem manajemen UPT Balai TN. Bunaken meliputi koordinasi dan komunikasi serta kemampuan koordinasi dan komunikasi UPT Balai TN. Bunaken mampu mewadahi peran serta lembaga-lembaga lain yang terkait, swasta LSM, perguruan tinggi dan masyarakat setempat, dalam mendukung kelancaran pengelolaan TN. Bunaken. Kemampuan teknis pengelolaan agar UPT Balai TN. Bunaken mampu memegang peranan sebagai koordinator bagi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan potensi kawasan TN. Bunaken. Usaha pengelolaan ini dibantu oleh Natural Resources management Project (NRMP), yang merupakan Proyek Bantuan Luar Negeri kerjasama antara USAID-BAPPENAS dan Departemen Kehutanan. Proyek NRMP berakhir pada pertengahan tahun1997 dan kemudian dilanjutkan dengan Proyek NRMP fase ke-II.
Jalur-jalur Wisata
Jalur-jalur wisata penyelaman berupa lokasi-lokasi penyelaman diantaranya :
P. Bunaken : Lekuan 1,2,3, Fakui, Mandolin, Tg. Parigi, Ron's Point, Pangalisang, Muka Kampung, Sachiko Point dan Bunaken Timur.
P. Manado Tua : Buwalo, Pangalingan Negeri dan Tg. Kopi
P. Mantehage : Bango dan Tangkasi
P. Nain : Batu Kapal dan Jalur Air.
P. Siladen : Siladen 1 dan 2

Daratan Sulawesi : Tg. Pisok dan Molas
Terdapat juga jalur wisata dipermukaan air yaitu berperahu dengan dasar kaca (katamaran). Selain itu jalur wisata di daratan berupa tracking ke puncak Gunung Manado Tua (± 800 m dpl) dan wisata pantai.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar