inilah taman bawah laut bunaken,Manado,Sulawesi Utara
taman bawah laut ini begitu luar biasa indahnya, benar-benar menakjubkan,MAHA BESAR ALLAH ATAS SEGALA KEINDAHAN CIPTAAN-NYA
Habitat Dataran
Potensi biologi daratan di pulau-pulau
TN. Bunaken kaya dengan jenis-jenis flora palma, sagu, woka, silar dan
kelapa. Pohon mangga, pisang dan buah-buahan lain tersebar dimana-mana
yang menjadi makanan bagi aneka serangga burung dan kelelawar. Jenis-jenis
faunanya antara lainYaki (kera hitam Sulawesi) dan Kuskus yang merupakan
penghuni hutan di Pulau Manado Tua. Rusa terdapat di rawa-rawa pulau Mantehage
pada siang hari dan keluar merumput di senja hari.
Habitat
Lamun dan Rumput Laut
Padang lamun dan rumput
laut merupakan jenis-jenis tumbuhan laut. Rumput laut tidak seperti ganggang.
Memiliki akar dan menghasilkan biji, sehingga dapat membentuk hamparan
luas yang merupakan tempat ikan bertelur dan berkembang. Padang lamun
dan rumput laut banyak terdapat di TN. Bunaken terutama dekat Arakan Wawontulap.
Habitat lamun dan rumput laut merupakan habitat bagi jenis duyung dan
penyu laut.
Lebih kurang 1800 ha luasan
hutan bakau di TN. Bunaken. Hutan bakau ini berperan sebagai penyaring
endapan lumpur dari daratan dan mencegah erosi garis pantai. Hutan ini
kaya dengan berbagai jenis. Kepiting, udang, moluska, dan ikan-ikan muda
dari berbagai jenis. Juga sebagai tempat bertelurnya kebanyakan jenis
ikan. Beraneka jenis burung laut dan pantai seperti camar, bangau, dara
laut, cengak terdapat disini.
Habitat Pantai
Pasir
Pantai pasir P. Bunaken,
Manado Tua dan terutama Siladen kaya dengan kehidupan berbagai jenis umang,
kepiting dan udang.
Habitat Terumbu
Karang
Terumbu tepian mendominasi
perairan pesisir, selain terumbu penghalang. Yang paling menarik adalah
tebing karang vertikal, menghujam di bawah permukaan air hingga 25-50
meter. Terdapat 58 jenis keluarga binatang karang sudah teridentifikasi.
Karang berkulit keras yang berjasa membangun terumbu karang. Belalainya
yang, walau hanya 1 mm, mengeluarkan zat kapur yangmembentuk terumbu karang.
Tebing bawah air memiliki
banyak ceruk, celah dan rekahan, tempat persembunyian berbagai jenis vertebrata
dan invertebrata laut. Selain karang keras, terdapat biota laut, bintang
laut, teriping, dll. Terdapat pula jenis kima (Tridacna sp.), bahkan kima
raksasa (Tridakna gigas) yang ukurannya bisa mencapai satu meter. Dataran
terumbu karang ini lebarnya bisa mencapai 2,5 km. Jenis-jenis ikan yang
umum dijumpai antara lain wrase, dansel, trigger, sweetlip, unicorn dll.
Jumlah jenis-jenis ikan lebih dari 2000 jenis.
Habitat Laut Dalam
Salah satu keunikan TN.
Bunaken adalah kedalaman laut yang memisahkannya dengan daratan Sulawesi,
yang bisa mencapai 1000 meter. Kedalaman ini menjadi semacam tekanan berbagai
aktifitas manusia di daratan Sulawesi yang dapat berpengaruh buruk terhadap
TN. Bunaken. Mungkin inilah yang menyebabkan TN. Bunaken sampai saat ini
intensitas kerusakan masih lebih rendah dibandingkan banyak taman laut
lainnya. Jenis-jenis Ikan-ikan besar seperti ikan tuna, marlin, hiu kepala
palu, pari, layar, cekalang, barakuda, lumba-lumba dan bahkan paus kerap
melewati perairan ini.
|
Potensi Sosial Ekonomi
Lebih dari 20.000 jiwa
penduduk yang hidup dalam kawasan TN. Bunaken. Penduduk di kawasan ini
umumnya mencari makan di laut atau bertani. Banyak yang masih menggunakan
perahu cadik dan jala tradisional. Sebagian penduduk Pulau Nain ahli pertukangan
dan membuat cendera mata dari kulit kerang. Penduduk suku Bajo melewatkan
sebagian besar waktu di daseng (bagan), perkampungan di atas air sekitar
Pulau Mantehage. Penduduk yang berasal daratan Sulawesi kebanyakan dari
suku Minahasa, terlihat dalam cara menggunakan berbagai pohon woka. Penduduk
yang lain umumnya pendatang dari Kepulauan Sangir Talaud.
Interaksi antar budaya
relatif tinggi, terlihat dari penggunaan dialek bahasa yang sama, serta
kesamaan teknik-teknik pemanfaatan potensi sumber daya alam. Beberapa
akomodasi dilakukan oleh etnis tertentu, sebagai hasil interaksinya dengan
kelompok lainnya. Pemilikan lahan umumnya masih bersifat hak adat, berupa
tanah warisan (pasini). Tidak terdapat sistem pemilikan atas rataan terumbu
dan perairan dangkal.
Keberadaan masyarakat setempat,
terdiri dari sekitar tujuh kelompok suku, yang lebih dari tiga generasi
lalu, diperkirakan telah membentuk suatu keseimbangan ekologis tertentu.
|
|
PENGELOLAAN
TAMAN NASIONAL BUNAKEN
Pengelolaan TN. Bunaken
adalah berdasarkan UU No. 5 tahun 1990 yaitu, melalui pembagian wilayah-wilayah
fungsional yang disebut Zonasi (mintakat). Pengusulan Zonasi di TN. Bunaken
memperhatikan pola pemanfaatan ekstraktif oleh masyarakat setempat, dan
pemanfaatan estetika bagi pariwisata alam (terutama pariwisata selam)
Sesuai dengan penilaian
dan kriteria dasar, Zonasi TN. Bunaken terdiri atas tiga zona utama, yaitu
Zona inti, Zona Pemanfaatan, dan Zona lainnya. Zona inti ditujukan untuk
pelestarian alam dan perlindungan habitat-habitat. Zona pemanfaatan diperuntukkan
bagi tujuan pariwisata alam, terdiri dari zona pemanfaatan intensif dan
zona pemanfaatan terbatas hanya pada biota, habitat dan ekosistem kawasan,
melainkan juga proses ekologis yang dinamis, termasuk kegiatan manusia
menyangkut pemanfaatan sumber daya alam dan ruang wilayah.
Pola dan sifat pengelolaan
TN. Bunaken didukung dan dikoordinasikan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kantor Balai Taman Nasional Bunaken, Direktorat Jenderal Perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam, Departemen Kehutanan. Sistem manajemen UPT
Balai TN. Bunaken meliputi koordinasi dan komunikasi serta kemampuan koordinasi
dan komunikasi UPT Balai TN. Bunaken mampu mewadahi peran serta lembaga-lembaga
lain yang terkait, swasta LSM, perguruan tinggi dan masyarakat setempat,
dalam mendukung kelancaran pengelolaan TN. Bunaken. Kemampuan teknis pengelolaan
agar UPT Balai TN. Bunaken mampu memegang peranan sebagai koordinator
bagi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan potensi kawasan TN. Bunaken.
Usaha pengelolaan ini dibantu oleh Natural Resources management Project
(NRMP), yang merupakan Proyek Bantuan Luar Negeri kerjasama antara USAID-BAPPENAS
dan Departemen Kehutanan. Proyek NRMP berakhir pada pertengahan tahun1997
dan kemudian dilanjutkan dengan Proyek NRMP fase ke-II.
Jalur-jalur Wisata
Jalur-jalur wisata penyelaman
berupa lokasi-lokasi penyelaman diantaranya :
P. Bunaken : Lekuan 1,2,3,
Fakui, Mandolin, Tg. Parigi, Ron's Point, Pangalisang, Muka Kampung, Sachiko
Point dan Bunaken Timur.
P. Manado Tua : Buwalo, Pangalingan Negeri dan Tg. Kopi P. Mantehage : Bango dan Tangkasi P. Nain : Batu Kapal dan Jalur Air. P. Siladen : Siladen 1 dan 2 Daratan Sulawesi : Tg. Pisok dan Molas Terdapat juga jalur wisata dipermukaan air yaitu berperahu dengan dasar kaca (katamaran). Selain itu jalur wisata di daratan berupa tracking ke puncak Gunung Manado Tua (± 800 m dpl) dan wisata pantai. |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar